KERTAS LUSUH

pembelajaran ini tidak semerta-merta

aku memahaminya

berulang kali mencoba berulang kali membaca

berulang kali salah berulang kali jatuh

berulang kali terperosok

yang dihasilkan tidak dijamin benar

yang mereka harapkan terhadapku

tidak selalu sesuai


jika

suatu hari

aku tidak sama seperti gambaran mereka

akan diriku,

mereka coret aku

mereka hancurkan lukisan yang mereka

gambar sendiri, tentang aku

mereka bakar dengan kemarahan

yang bahan bakarnya adalah harapan mereka terhadapku


usai itu,

mereka berteriak keras

"mana boleh kamu akhiri hidupmu

mana boleh kamu hakimi dirimu sendiri

pikirkan tentang kami

pikirkan tentang yang mencintaimu

bagaimana bila kami kehilanganmu?

jangan bodoh

jangan gegabah "


seolah aku

yang racun

yang langu

yang mempemalukan


Kanvasmu, kanvasmu

aku bukan lukisan yang kau lukis

aku bukan gambaran yang kau gambar

aku punya kanvas sendiri

Kanvasku, kanvasku

yang akan kugambar sendiri

dengan warna-warna hitam, gelap, kelabu,

warna yang indah kala kau patahkan pensil warna-warniku

karena telah kau ajarkan aku tentang kosong

aku jadi kehilangan arti warna-warni pelangi yang

dibangga-banggakan orang


Jangan pasang wajah belas kasihanmu padaku

jangan genggam tanganku jika tujuanmu

untuk memborgolnya

jangan usap kepalaku jika dalam hatimu ingin

menghancurkannya

jangan peluk aku jika sesungguhnya kamu

ingin memasukkannya dalam kamar tergelap,

terdingin, tersepi yang pernah ada

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hardly...

Sepasang Mata Dibalik Jendela