Aku dan Sekeranjang Mawar

Siang itu, aku baru saja selesai membantu Ibu menata bunga-bunga cantik di toko bunga milik ayah. Aku duduk di bangku taman belakang rumah yang disulap menjadi taman mawar. Bunga indah nan cantik. Merah kesukaanku.
Aku melamun, menikmati udara paling sejuk yang pernah kuhirup. Kulihat, bunga-bunga cantik yang kutanam sejak ku kecil kini sudah mulai tinggi dan menunjukkan pesonanya. Tangkainya saling beradu, melambai-lambai mengikuti arah angin. Hal yang paling kusukai adalah ketika aku memanen bunga yang sudah besar untuk dijual. Merah.. kuning.. putih.. ungu…..
Siapa sangka, ada yang tidak suka melihat kecantikannya. Aku mengerti, kenapa kakakku sangat membenci bunga cantik ini. Setiap kali aku memanen bunga yang sudah siap untuk dijual, dia akan membanting keranjang yang penuh dengan mawar segar. Dia sangat benci. Apakah karena kekasihnya?
Rosa namanya. Dia anak yang cantik. Kulitnya putih mulus, pipinya merah merona tanpa polesan bedak, poni lucu menutupi jidatnya yang lebar. Dia juga suka dengan bunga mawar. Dia suka yang kuning. Sedangkan aku merah. Tapi karena mawar itupula yang membuatnya harus kehilangan penglihatannya. Dia  buta. Karena saat dia membantuku memanen mawar, tak sengaja dia menjatuhkannya. Lima keranjang berisi mawar segar berduri menimpa tubuhnya, durinya yang tajam menusuk mukanya yang imut nan cantik. Darah berceceran dimana-mana. Dia buta seketika. Wajahnya pun rusak.
Ah.. mengapa aku melamunkan hal itu lagi? Aku tidak suka mengenang kejadian itu. Mengerikan. Membuatku menyesali mengapa kubiarkan kekasih kakakku membantuku memanen mawar. Aku juga kehilangan kakakku. Keceriaannya yang dulu selalu membuatku tertawa kini telah hilang. Ah.. aku harus bagaimana? Aku tak bisa mengembalikan apa yang sudah terlanjur terjadi…

Maafkan aku kakak. Aku menyesal membuat Kak Rosa kehilangan mata dan kecantikannya…… 

Aku kehilangan separuh nyawaku. Entah melayang kemana. Aku sadar aku menjejakkan kakiku di tanah, tapi merasakan separuh tubuhku berpendar di udara, kemudian hilang...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hardly...

Sepasang Mata Dibalik Jendela

KERTAS LUSUH