Postingan

Menampilkan postingan dengan label Novel

ADA YANG HILANG

Ia menyesap minumannya pelan dan memandang keluar jendela. Salju mulai turun lagi. Ia berdiri di sana beberapa saat, memandangi butiran salju yang melayang-layang di luar. Ada yang hilang. Keningnya berkerut samar. Tentu saja ada yang hilang. Ia tahu benar ada sesuatu yang hilang. Hanya saja ia tidak tahu apa yang hilang itu. Dan apakah sesuatu yang hilang itu penting atau tidak. Ia menarik napas dalam-dalam. Yah… mungkin bukan sesuatu yang penting. Ia berputar membelakangi jendela dan memandang ke sekeliling ruangan. Aula besar itu mulai ramai. Orang-orang terlihat gembira, saling tersenyum, tertawa, dan mengobrol. Seorang kenalannya tersenyum dan melambai ke arahnya. Ia balas tersenyum dan mengangkat gelas. Tepat pada saat itulah dia melihat orang itu. Orang itu baru memasuki ruangan. Matanya tidak berkedip mengamati orang itu menyalami beberapa orang sambil tersenyum lebar. Aneh… ia menyadari dirinya tidak bisa mengalihkan pandangan. Ia melihat orang i...

Aku tau Allah bersamaku

Aku ingin menata ulang hatiku. Memperbaiki yang dulu pernah rusak, pernah hancur, pernah tak berbentuk. Aku ingin menutup luka yang sejak lama terbuka menganga Aku ingin menyemangati diriku sendiri, telah lama aku terpuruk dalam kesedihan yang membuat aku kehabisan waktu di dunia. Aku ingin kembali bangun, telah lama aku terjatuh di lubang yang sama. entah karena lubang itu terlalu besar, atau aku yang bodoh. Aku ingin menjadi hebat bukan karena prestasi, tapi karena pengalaman di masa lalu yang menjadikanku lebih mengerti akan sesuatu. Aku ingin menjadi hebat bukan karena prestasi, tapi karena kesadaranku untuk maju dan menjadi hebat. Aku ingin melihat kedua orang tuaku bahagia dan bangga melihatku. Lalu bagaimana semua itu bisa terjadi apabila aku masih terpuruk di lubang yang sama? Bagaimana aku bisa maju, membahagiakan orang tuaku jika aku masih saja bersedih dan berpangku tangan? Aku punya Tuhan Allah swt yang menuntunku ke jalan yang benar. Aku ya...

KANKER HATI (bab 2)

Gambar
Semuanya terasa begitu gelap. Dingin. Padahal ini sudah pukul 7 pagi. Matahari sudah menampakkan sinarnya yang berwarna kuning keemasan. Mengapa aku masih merasa dingin? Dan mengapa aku merasakan ketakutan yang amat sangat dari dalam tubuhku? Setelah 10 tahun aku hidup menderita, mengapa aku begitu sangat ingin pelukan dari orang lain?  Mengapa baru sekarang?

KANKER HATI (bab 1)

Aku melempar sesuatu yang berada didekatku. Benda itu mengenai dinding di sisi lain dan pecah berkeping-keping. Ketika aku melihatnya, aku seperti melihat pantulan dari dalam hatiku. Pecah, hancur, berkeping-keping, tak terlihat lagi bentuk aslinya. Dia datang! Aku hanya terduduk di sudut kamar. Terisak. "Kau hanya perlu bilang 'ya', Nak. Dan semua masalah akan segera selesai. Semuanya akan berakhir," katanya. Dari nadanya terlihat dia sangat marah dan kesal. Aku masih diam. "Aku tak tahu apa yang kau pikirkan. Tapi cepatlah buat keputusan! Aku tak suka melihatmu menangis dan menangis saja. Dunia ini tak pantas untuk kau tangisi, Anakku,". Aku melihatnya mendekat, tetapi dengan secepat kilat aku berdiri dan menghentikan gerakannya. "Aku bukan anakmu!" kataku tajam. Dia berdiri diam sejauh 5 langkah dariku. Kemudian dia maju dan mengangkat kedua tangannya. Mengajakku untuk menggandeng tangannya. Tapi aku memalingkan mukaku, aku tak ...

Sinopsis Cerita: KANKER HATI

P eristiwa kebakaran enam tahun yang lalu membuat Jeslyn menjadi buta sepenuhnya. Ia putus asa dalam menjalankan hari-hari terakhirnya. Dan suatu hal yang tidak pernah ia ketahui pun terjadi pada kakaknya, Elyn.. Elyn dan Jeslyn dulu adalah anak dari orang tua yang berada. Mereka kaya. Mereka memiliki segalanya. Hanya satu hal yang tidak dimiliki keluarga ini. Semenjak peristiwa kebakaran yang merenggut nyawa kedua orang tua Elyn dan Jeslyn, mereka hidup sendiri, benar-benar sendiri. Mandiri dalam segala hal. Elyn yang masih duduk di bangku SMA terpaksa drop out dan bekerja sebagai pelayan di restoran China. Gajinya cukup tinggi. Ia bermaksud mengoperasi mata Jeslyn agar adiknya yang paling ia sayangi itu bisa melihat dunia luar lagi. Agar Jeslyn mampu tertawa lepas bersama dengannya. Namun, tanpa sepengetahuan Elyn... Ia sendiri telah mengidap penyakit parah. Asap dari peristiwa kebakaran enam tahun lalu telah membuat Elyn memiliki penyakit itu. Dokter menyatakan Elyn...